Minggu, 06 Mei 2018

JEDA

By Belajar Bareng Bu Niken di 5/06/2018 10:14:00 AM 0 komentar
Waktu seakan terjeda.
Tentang masa depan, tentang harapan, semua buram.

Sahabat, adakah yang pernah merasakan?
Rongga dada terasa begitu sesak, seakan penuh oleh sesuatu.
Namun tak tahu itu apa.

Apakah rasa syukur yang kurang?
Rasa ikhlas yang terkikis?
Ataukah apa?

Ketika hati harus berkorban,
hanya demi menimbun prasangka manusia.

Oh Allah, hanya pada-Mu tempat berharap.
Semoga ada keajaiban.

Engkaulah sebaik-baik penjaga.
Tolong jauhkan dari segala mara bahaya.
Kuatkan dan berikan kesabaran pada hambaMu dalam menapaki tangga kehidupan.

Maaf setulus hati, pada jiwa-jiwa yang mungkin tersakiti.
Tolong ikhlaskan segala salah, dan ingatkan ketika lupa.

Tentang kematian, ataukah kebahagiaan yang kan menyapa lebih dulu.
Hanya Engkau yang Maha Mengetahui.
Semoga kalimat Laa illa ha illallah yang terucap, sebagai penutup kehidupan yang sementara ini.

Rabu, 27 September 2017

Perbanyak Syukur Atas TitipanNya #2

By Belajar Bareng Bu Niken di 9/27/2017 09:59:00 AM 0 komentar
Segala apa yang melekat pada diri.
Begitu juga dengan apa yang kita "miliki."
Sejatinya semua itu hanyalah titipan dariNya.

Seperti yang kita tahu,bahwa sebuah titipan bukanlah milik kita sepenuhnya.
Mungkin saja kita diberi kesempatan untuk sementara waktu.
Namun titipan tetaplah titipan, yang kelak pasti kan diambil oleh pemiliknya.

Pertanyaannya, selama titipan itu ada pada kita, untuk apa kan kita gunakan?
Seperti halnya tubuh yang kita "miliki" bahwa sebetulnya itu pun hanya sebuah titipan.
Memanfaatkan segala titipan untuk kebaikan atau merusaknya dengan keburukan, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.

Kita boleh saja memilih, namun sebagai bentuk rasa syukur kita, alangkah lebih baik jika digunakan untuk hal-hal yang baik, sebagai wujud syukur kita atas nikmatNya. Mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Hingga kelak ketika tiba saat titipan itu akan diambil oleh pemiliknya, maka kita tak kan kesulitan jika ditanya "untuk apa saja segala yang Kutitipkan padamu?"karena yang kita lakukan adalah sebuah kebaikan.

Manusia memang tak sempurna. Kita bisa saja khilaf, melakukan hal yang sebetulnya menjadi laranganNya. Jika itu terjadi, maka segeralah bertaubat. Memohon ampun padaNya. Karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.

Meski sejauh apa pun kita dariNya, segeralah kembali padaNya.
Kenikmatan dunia, termasuk yang menjadi laranganNya hanyalah sementara.
Bersabarlah dan yakinlah bahwa apa yang kita tanam di dunia, maka akan kita panen di akhirat kelak.

Perbanyak syukur atas titipanNya. Sadari dalam hati, ungkapkan dengan lisan dan tunjukkan dengan perbuatan. Semua itu bisa kita amalkan dalam kegiatan ibadah sehari-hari. Ketika kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, maka Allah akan menambah nimkatNya. Namun jika kita mengingkari nikmatNya, maka adzabNya sangat pedih. Untuk itu mari kita jaga ibadah harian sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepadaNya.

Batang, 27 September 2017

Selasa, 26 September 2017

Sekeping Hari yang Baru #1

By Belajar Bareng Bu Niken di 9/26/2017 05:07:00 AM 0 komentar
Apa yang terlintas dibenakmu saudaraku?
Ketika di sepertiga malam perlahan engkau membuka mata.
Alangkah bahagianya hati karena Allah masih memberi kesempatan tuk kembali berjumpa dengan pagi.
Mengisi keheningan malam dengan tahajud dan doa sepeuh hati. Atau malah sebaliknya?
Memilih kembali tenggelam dalam hangatnya selimut nan melenakan.

Kuharap pilihan pertamalah yang akan kita pilih.

Meski terkadang godaan begitu besar menghadang, dinginnya air dan udara yang begitu menusuk kulit terkadang membuat kita lebih asyik tuk tenggelam dalam lautan mimpi.

Namun, perlahan kita menyadari.

Bahwa Allah telah memberi sekeping hari baru.
Memberi kita kesempatan tuk menghapus kesalahan masa lalu.
Memohon ampun atas segala alpa.
Kembali berbenah menjadi insan yang senantiasa memperbaiki diri.

Oh Allah,segala puji hanya untukMu.

Begitu banyak nikmat yang Engkau curahkan, meski begitu kecil rasa syukur kepadaMu.


Banyak sekali nikmat yang Allah berikan. 
Dan bila kita mencoba menghitungnya, maka tak akan pernah bisa. 
Karena saking banyaknya nikmat tersebut.

Dimulai sejak kita tidur kemudian bangun kembali di pagi hari. 
Kita bisa menghirup segarnya udara dengan leluasa, membuka mata dan melihat ciptaanNya, membasuh tubuh dengan air yang sejuk, beribadah kepadaNya, bertemu dengan orang-orang yang kita sayangi, serta menikmati segelas air minum dan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya. 
Semua itu adalah nikmat yang harus kita syukuri.

Bahkan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman, kalimat “Fabiayyi ‘aalaa’I Rabbikuma Tukadzibaan” diulang sampai 31 kali. Ayat yang memiliki terjemah “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” merupakan sebuah pengingat bahwa kita, bahwa nikmatNya itu nyata, hanya saja kita yang terkadang lupa untuk mensyukurinya. Segala puji bagiMu ya Allah atas segala nikmat.


Wallahua’lam bishshowab.

Batang, 26 September 2017

#harike1

Minggu, 26 Februari 2017

MasyaAllah indah nian alam ciptaan-Nya

By Belajar Bareng Bu Niken di 2/26/2017 01:58:00 PM 0 komentar
Pagilaran, Batang
Kebun Bunga Krisan, Pagilaran, Batang

Selasa, 31 Januari 2017

~Tentang Rasa~

By Belajar Bareng Bu Niken di 1/31/2017 07:49:00 AM 0 komentar


Sebutir air menetes dari sudut netra
Perlahan tetesan itu semakin membuncah, menganak sungai
Dibaliknya ada hati yang ikut gerimis
Entah karena apa, hati pun tak mengerti
Ia hanya butuh mengalirkan segala rasa
Membasuh segala debu-debu dosa yang menumpuk
Meski sekejap, terkadang aliran itu membuat hatinya lapang tuk sejenak
Mengingat segala nikmat, merenungi segala khilaf
Berharap ampunan dari-Nya

***

Pecalungan, 31 Januari 2017
10:45 PM















Jumat, 18 November 2016

♡Malam Sabtu Bersama Nenek♡

By Belajar Bareng Bu Niken di 11/18/2016 06:06:00 AM 0 komentar

Suasana malam Sabtu kali ini begitu syahdu. Nenek mampir ke rumah, sepulang dari Mushola. Sesaat kemudian, listrik padam. Musik alami  menghiasi malam ini, gemericik tetes hujan dan kilat putih yang menggelegar menghiasi gelapnya malam.

Kami berbincang, ditemani nyala lilin, alhamdulillah cukup untuk menerangi wajah masing-masing. Kapan lagi kami bisa berbincang dengan santai, sementara kami tinggal di rumah yang berbeda, ya, padamnya listrik menjadi kesyukuran tersendiri.

Obrolan santai dan hangat mulai mengalir, mulai dari apa yang Nenek lakukan seharian tadi.  Berlanjut tentang kondisi harga tanaman saat ini, mulai dari cabai yang harganya alhamdulillah membaik, sampai tentang nasib para petani singkong.
Maklum kata Nenek harga pasaran singkong sekarang ini sedang turun, satu kwintal hanya dihargai tiga puluh lima ribu rupiah. Sangat murah kan?

Rasanya belum sebanding dengan biaya akomodasi yang harus dikeluarkan untuk memanen. Meski begitu, harus tetap disyukuri.

Menjadi PR tersendiri, bagaimana cara memanfaatkan singkong menjadi barang yang lebih bernilai.

Listrik padam adalah salah satu caraNya untuk mendekatkan orang-orang yang memang sudah dekat. Karena kita diberi kesempatan tuk sejenak berhenti dari hiruk pikuk aktivitas yang tak pernah ada habisnya.

Meski usia mulai senja, namun semangat bekerja dan ibadahnya tetap menggelora.

Ya, obrolan kali ini santai namun tersirat banyak makna.

Darinya, aku belajar banyak hal. Tentang kesabaran dan kerja keras, tentang kasih sayang dan penerimaan yang tulus.

Hanya bisa berdoa smoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan menjaganya.

#kepingpuzzle
#maafpanjang

Kamis, 09 Juni 2016

Memetik Hikmah dari Kepingan Puzzle-Puzzle Peristiwa (Edisi Ramadhan)

By Belajar Bareng Bu Niken di 6/09/2016 06:16:00 AM 0 komentar

Bismillah ... lama rasanya tak mengoreskan kata-kata disini.
Kini kucoba mengakrabkan diri kembali, di momen spesial ini, bulan Ramadhan yang hadirnya selalu dinanti di sebelas bulan lainnya. Kuharap bisa memetik hikmah yang ada di sekitarku, diantara kepingan-kepingan peristiwa yang terserak, mungkin sederhana, namun semoga membawa sebuah makna.

~Keping 1 Ramadhan 1437 H / 6 Juni 2016

Senja telah tiba, adzan maghrib telah berkumandang, umat muslim telah berbondong-bondong memenuhi shaf-shaf masjid dan mushola, untuk menunaikan shalat maghrib. Selesai sholat maghrib, segera kunyalakan televisi untuk melihat siaran sidang isbat, menentukan tangga 1 Ramadhan. Alhamdulillah akhirnya malam itu dinyatakan bahwa bulan Ramadhan telah tiba.
Alhamdulillah hari pertama di bulan Ramadhan, aku melaluinya bersama keluarga di rumah, meski kurang lengkap karena adikku tak bisa pulang dari tempatnya menuntut ilmu barang sebentar, namun tak mengurangi kenikmatan bertemu kembali dengan bulan penuh rahmat dan ampunan karena kita masih bisa saling menyapa dan mendoakan.
Seperti biasa, kami mengikuti shalat isya dan tarawih di mushola samping rumah. Di malam pertama Ramadhan ini alhamdulillah jamaah memenuhi mushola hingga ke terasnya. Tak hanya penuh dengan orang dewasa, anak-anak pun banyak yang berlatih untuk ikut shalat tarawih. Salah satunya sepupuku yang bernama Difa. Meski usianya masih dini, sekitar tiga tahun, tapi semangatnya luar biasa. Difa sholat tak jauh dari tempatku sholat, meski belum bisa bacaan sholatnya tapi ia sudah bisa mengikuti gerakan sholat. Selesai beberapa rakaat menuju dua rakaat berikutnya, tiba-tiba ada temannya Difa yang usianya sudah masuk SD, mencoba membujuk Difa untuk ikut istirahat terlebih dahulu, namun terjadi hal yang tak terduga, Difa dengan santainya menjawab, "Nggak mau, aku kan mau ikut tarawih." mendengar jawabannya rasanya nyess ... adem di hati.
Dari peristiwa itu, jadi semakin menyadari bahwa kebaikan harus diperkenalkan dan dibiasakan kepada anak-anak sejak usia dini, hingga kelak dengan berjalannya waktu, ia mampu memahami manfaat dari kebaikan-kebaikan yang biasa ia lakukan dengan sebuah kesadaran, bukan karena paksaan.

#kepingpuzzle

bersambung ....


 

Puzzle Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea