Ketika di sepertiga malam perlahan engkau membuka mata.
Alangkah bahagianya hati karena Allah masih memberi kesempatan tuk kembali berjumpa dengan pagi.
Mengisi keheningan malam dengan tahajud dan doa sepeuh hati. Atau malah sebaliknya?
Memilih kembali tenggelam dalam hangatnya selimut nan melenakan.
Kuharap pilihan pertamalah yang akan kita pilih.
Meski terkadang godaan begitu besar menghadang, dinginnya air dan udara yang begitu menusuk kulit terkadang membuat kita lebih asyik tuk tenggelam dalam lautan mimpi.
Namun, perlahan kita menyadari.
Bahwa Allah telah memberi sekeping hari baru.
Memberi kita kesempatan tuk menghapus kesalahan masa lalu.
Memohon ampun atas segala alpa.
Kembali berbenah menjadi insan yang senantiasa memperbaiki diri.
Oh Allah,segala puji hanya untukMu.
Begitu banyak nikmat yang Engkau curahkan, meski begitu kecil rasa syukur kepadaMu.
Banyak sekali nikmat yang Allah berikan.
Dan bila kita mencoba
menghitungnya, maka tak akan pernah bisa.
Karena saking banyaknya nikmat
tersebut.
Dimulai sejak kita tidur kemudian bangun kembali di pagi hari.
Kita bisa
menghirup segarnya udara dengan leluasa, membuka mata dan melihat ciptaanNya,
membasuh tubuh dengan air yang sejuk, beribadah kepadaNya, bertemu dengan
orang-orang yang kita sayangi, serta menikmati segelas air minum dan sepiring
nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Semua itu adalah nikmat yang harus kita
syukuri.
Bahkan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman, kalimat “Fabiayyi
‘aalaa’I Rabbikuma Tukadzibaan” diulang sampai 31 kali. Ayat yang memiliki
terjemah “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” merupakan
sebuah pengingat bahwa kita, bahwa nikmatNya itu nyata, hanya saja kita yang
terkadang lupa untuk mensyukurinya. Segala puji bagiMu ya Allah atas segala
nikmat.
Wallahua’lam bishshowab.
Batang, 26 September 2017
#harike1
0 komentar:
Posting Komentar