Jumat, 25 Juli 2014

Yakinlah, Bahwa yang Terjaga Hanya untuk yang Menjaga

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/25/2014 01:10:00 PM 0 komentar

Ketika kita mengharapkan suatu hal yang baik,
maka kita harus melihat pada diri sendiri,
sudahkah kita berusaha menjadi lebih baik?

Begitu juga ketika kita mengharapkan suatu hal yang tetap terjaga dalam kebaikan,
maka kita pun harus melihat kembali diri kita,
sudahkah kita menjaga diri untuk senantiasa dalam kebaikan?

Yakinlah, bahwa hal yang baik hanya untuk yang senantiasa belajar menjadi lebih baik.
Yakinlah, bahwa sesuatu yang terjaga hanya untuk yang senantiasa belajar menjaga.

Sebuah renungan di penghujung malam.

Senin, 21 Juli 2014

"Menang Ojo Umuk, Kalah Ojo Ngamuk."

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/21/2014 06:41:00 AM 0 komentar



Sebuah kalimat himbauan dalam bahasa Jawa itu cukup menarik perhatianku kala melewati jalan raya di tengah kota, kalimat itu tertulis dalam sebuah spanduk di tepi jalan raya yang dibuat oleh POLRI. Pesan tersebut disampaikan kepada masyarakat dalam rangka menghadapi pilpres 2014 yang tengah berlangsung.
Spanduk tersebut bertuliskan,"Menang Ojo Umuk, Kalah Ojo Ngamuk."
Dalam bahasa Indonesia, kalimat itu bermakna “Menang Jangan Sombong, Kalah Jangan Marah.”
Kalimat tersebut berisi pesan bahwa siapapun kelak yang menang, diharapkan baik presiden terpilih dan para pendukungnya jangan sombong. Begitu juga sebaliknya, bagi yang kalah diharapkan tidak marah dan menghormati hasil yang telah diputuskan oleh KPU. Semoga presiden terpilih kelak, bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dan  yang paling penting berlangsung damai.
*Ngamuk dalam bahasa Jawa, bisa diartikan ekspresi kemarahan dalam bentuk penyerangan atau pengerusakan pada sesuatu yang ada di sekitarnya.
#Opini #KepingPuzzle

Minggu, 20 Juli 2014

Menanti Lailatul Qadr

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/20/2014 07:27:00 AM 0 komentar

Jumat, 18 Juli 2014

Hidup seumpama Irisan Buah

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/18/2014 04:52:00 PM 0 komentar
Bahagia adalah kata yang tak cukup untuk mewakili segenap kebaikan.
Selain hidup bagaikan Puzzle ada satu istilah lain yang baru saja kutemukan dalam sebuah buku karya Salim A. Fillah yang berjudul Lapis-Lapis Keberkahan.

Dalam bukunya dituliskan bahwa hidup kita seumpama buah
beraneka aroma,bentuk, warna, serta rasa; yang diiris-iris dan ditumpuk berlapis-lapis.
Tiap irisan itu, punya wangi maupun anyirnya, lembut atau kasarnya, manis serta pahitnya, masam juga asinnya.
Tapi kepastian dari-Nya dalam segala yang terindra itu ialah;
ada gizi yang manfaat bagi ruh, akal, dan jasad kita.


Tanyalah pada Hatimu

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/18/2014 12:21:00 AM 0 komentar
Jika bersamanya tak bisa bertahan lama, tanyalah pada hatimu.
Hal apakah yang membuatnya begitu?
Jika membaca tiap baris ayat-ayat cinta-Nya tak membuatmu tenang, tanyalah pada hatimu.
Adakah prasangka pada sesama yang masih kau pendam?

Hati ini merindu, ingin kembali tersedu kala membaca tiap ayat, bahkan lembar surat cinta-Nya.

Tanyalah pada hatimu, kapan kah terakhir kali hatimu bergetar kala mendengar alunan ayat-ayat cinta-Nya?

Lihat dan bersihkanlah hatimu dari segala prasangka, yang kan membuat batinmu tersiksa.
Sapa dan mendekatlah padanya, bacalah pesan dalam surat cinta-Nya.
Pahami maknannya agar semakin dekat dengan-Nya.
Membacanya adalah asupan nutrisi bagi jiwa, bahkan tiap hurufnya berbuah pahala.

Merindumu.. Al-Qur'anku..




Senin, 14 Juli 2014

Sebait Doa untukmu Saudaraku

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/14/2014 04:35:00 PM 0 komentar


                                                                               
-Doa-

Meski terpisah jarak
Ikatan hati ini tetap terasa
Bukan karena ikatan darah, namun karna ikatan aqidah

Betapa perih hati
Menyaksikan diri yang tak bisa berbuat banyak
Kala kau tengah berjuang menegakkan kalimat-Nya
Mempertahankan apa yang memang menjadi hakmu

Meski jiwa raga tercabik, ratusan nyawa melayang
Kau tetap bertahan, karena kau yakin akan janji-Nya
Semesta menjadi saksi perjuanganmu

Sejatinya ini tak hanya soal aqidah, tapi soal kemanusiaan
Do'a dan sedikit harta yang kita punya
Semoga bisa membantu mereka

Semoga Allah meneguhkanmu saudaraku
Memberikan balasan terbaik bagimu
Memberi tempat peristirahatan yang mewah dan megah
Taman syurga, bagimu para syuhada

Rabu, 09 Juli 2014

Obat Alami

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/09/2014 07:59:00 PM 0 komentar
Kabar gembira bagi kita semua! Madu lebah memang ada obatnya.

Kata Mutiara-Belajar Edit Gambar dengan Correl

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/09/2014 04:54:00 AM 0 komentar


Senin, 07 Juli 2014

Tips Sukses Ramadhan

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/07/2014 07:53:00 PM 0 komentar


 
Ramadhan hanya datang sekali dalam setahun. Jangan biarkan Ramadhan berlalu sia-sia. Apa yang harus kita lakukan? Terapkan 20 cara meraih sukses Ramadhan dan hindari 20 ciri gagal Ramadhan berikut ini.
20 Cara Menang
1. Mengobarkan rindu Ramadhan, meluruskan niat, dan memancangkan tekad untuk meraih berbagai keutamannya.
2. Membuat rencana (planing) yang matang dalam mencapai target-target ibadah dan amal shalih Ramadhan, serta target mengikis kebiasaan jahiliyah.
3. Memperlambat sahur dan mempercepat berbuka puasa.
4. Tidak berlebih-lebihan dalam bersahur dan berbuka puasa (ifthar), serta membiasakan mengonsumi kurma atau makanan yang manis lainnya.
5. Menunaikan zakat fitrah, harta, profesi, dan lain-lain, serta banyak berinfaq dan sedekah.
6. Berusaha tilawatul Qur`an (membaca Qur`an) sampai khatam (selesai) serta menghapal dan mentadabburinya.
7. Tingkatkan pemahaman agama dengan membaca berbagai tulisan dan buku tentang Islam, khususnya tentang puasa, baik segi fiqih maupun maknawiyahnya.
8. Meningkatkan disiplin dan muraqabatullah (perasaan bahwa Allah
mengawasi kita), karena puasa melatih disiplin.
9. Hidupkan malam dengan shalat tarawih atau qiyamullail dan targetkan harus bisa penuh 30 malam.
10. Menjauhkan diri dari sebab-sebab yang dapat mendekatkan diri pada kemaksiatan seperti perilaku, pergaulan, bacaan, tontonan, dan konsumsi (misalnya rokok) yang sia-sia untuk selama-lamanya.
11. Memberikan makanan berbuka kepada orang-orang yang melakukan puasa, terutama bagi mereka yang kesulitan, seperti fakir miskin dan orang yang berada dalam perjalanan.
12. Banyak berdzikir, minta ampun dan berdoa pada setiap kesempatan (duduk, berdiri, dan berbaring).
13. Memberikan skala prioritas terhadap segala aktivitas yang dapat mendekatkan diri pada Allah (Subhanahu wa Ta’ala) SWT.
14. Memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan amal sosial bagi kaum dhuafa serta kegiatan dakwah.
15. Berusaha untuk saling menjaga hati, lisan, dan sikap untuk menyempurnakan puasa serta menjaga pandangan. Bagi wanita yang belum menutup aurat harus memulai menutup aurat untuk seterusnya.
16. Berusaha keras untuk bisa menjalankan i’tikaf (berdiam diri di masjid dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah dan menyempurnakan amal ibadah kita) pada 10 malam terakhir dengan tekad meraih lailatul qadar dan memperbaiki diri.
17. Menghindari amalan yang bid’ah di bulan Ramadhan.
18. Memperhatikan dan berusaha mempraktikkan betul rambu-rambu Ramadhan, seperti hal-hal yang makruh atau haram.
19. Menyambung Ramadhan dengan melakukan puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal.
20. Tidak berlebih-lebihan dalam menyambut idul fitri dengan berbangga-bangga dalam hal makanan, pakaian, atau hal-hal duniawi lainnya.
20 Ciri Gagal
Sebagai sebuah medan training (tarbiyah), Ramadhan punya indikator keberhasilan. Bagaimana mengukurnya? Yang paling mudah adalah dengan melihat ciri kegagalannya berikut ini.
1. Tidak mempersiapan diri semaksimal mungkin jauh hari sebelum Ramadhan.
Persiapan diri tersebut meliputi, pertama, persiapan hati (al-isti’dad al-ruhiy) dengan kerinduan dan kegembiraan menyambut kedatangannya serta dengan berdoa agar bisa dipanjangkan umur sampai ke Ramadhan. Kedua, persiapan keilmuan (al-isti’dad al-fikriy) dengan menguasai ilmu dan hakikat Ramadhan. Ketiga, persiapan fisik (al-isti’dad al-jasadiy) dengan menjaga kesehatan dan membiasakan tubuh untuk berpuasa sunnah di bulan Sya’ban. Keempat, persiapan logistik (al-isti’dad al-maliy) dengan menyiapkan bekal untuk sedekah. Dan kelima, kondisikan lingkungan.
2. Gampang mengulur shalat fardhu.
Sa’id bin Musayyab mengelompokkan orang yang tak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya ke dalam tarkush-shalah (meninggalkan shalat). Orang yang berpuasa Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.
3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul lail. Hadits Qudsi mengatakan, ”Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya.”
4. Kikir dan rakus pada harta benda.
Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan sedekah adalah tanda gagal Ramadhan. Sebab, salah satu sasaran utama shiyam adalah membuat manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda.
5. Malas membaca al-Qur`an.
Ramadhan juga disebut Syahrul Qur`an (bulan al-Qur’an). Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya siang dan malam Ramadhan untuk berinteraksi dengan al-Qur’an.
6. Mudah mengumbar amarah.
Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda, ”Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.”
7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.
Umar ibn Khattab RA berkata, ”Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia.” (Al Muhalla VI: 178).
8. Memutuskan tali silaturahim.
Ketika menyambut datangnya Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.”
9. Menyia-nyiakan waktu.
Termasuk gagal Ramadhan adalah lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.
10. Labil dalam menjalani hidup.
Labil alias gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup adalah tanda gagal Ramadhan. Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.
11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.
Salah satu ciri utama alumni Ramadhan yang berhasil ialah ketaqwaannya semakin kuat. Salah satu wujudnya adalah semangat mensyiarkan Islam.
12. Khianat terhadap amanah.
Shiyam (puasa) adalah amanah Allah SWT yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sirr (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata.
13. Rendah motivasi hidup berjamaah.
Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjamaah. Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf [61]: 4)
14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.
Hawa nafsu dan syahwat merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq.
15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.
Ramadhan adalah bulan dakwah dan jihad. Maka, di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin merajalela saat ini, para jebolan akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih membela dan menegakkan kebenaran.
16. Tidak mencintai kaum dhuafa.
Ramadhan adalah bulan kasih sayang. Karena itu, rasa cinta kita terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat seharusnya bertambah.
17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.
Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sedekah, karena istighfar dan sedekah dapat menambal yang robek-robek dari puasa.
18. Terlalu sibuk mempersiapkan lebaran, sementara i’tikaf diabaikan.
Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah SWT dalam bulan berkah ini. Jadi fokuslah ke sini, tidak kepada urusan dunia.
19. Menganggap dan menjalani Idul Fitri sebagai hari kebebasan berbuat jahiliyah lagi.
Makna Idul Fitri antara lain berarti ” kembali ke fitrah.” Namun kebanyakan orang memandangnya sebagai hari dibebaskannya mereka dari ”penjara” Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan pergi, ucapan dan tindakannya kembali jahiliyah.
20. Tidak mengalami peningkatan keharmonisan dalam keluarga.
Berbagai ibadah di bulan Ramadhan adalah sarana yang sangat tepat untuk membangun keharmonisan dalam keluarga. Jangan biarkan keluarga kita tidak berhasil meraihnya.
SUARA HIDAYATULLAH SEPTEMBER 2008
Wallahu a’lam bish shawab.***
Sumber: disini

Hati-hati dengan Sapa

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/07/2014 07:20:00 PM 0 komentar
Hati-hati dengan tiap sapa, karena barangkali ada yang menangkapnya dengan arti berbeda.
Tentu tak masalah jika sapa yang sama disampaikan kepada semua, bahwa itu adalah sapa biasa.
Namun akan menjadi masalah jika tiap orang mendapatkan sapa yang berbeda-beda.
#kepingPuzzle

Sabtu, 05 Juli 2014

Zainab Special Moment: "Berikan Kado Terbaik"

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/05/2014 04:05:00 PM 0 komentar

Kamis, 03 Juli 2014

Raih Mimpimu dengan Semangat Kemenangan

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/03/2014 10:17:00 PM 0 komentar
Ketika langkah mulai goyah, ketika raga mulai lelah
Ingatlah kembali hari-hari yang telah engkau lalui
Ingatlah kembali doa-doa yang mengalun suci
Ingatlah kembali wajah yang ingin melihat berhasilanmu
Ingatlah kembali butir-butir keringat yang telah mendukung perjuanganmu
Kapankah kau akan membuat dua pasang wajah itu berbinar dan tersenyum bahagia?
Berusahalah dengan sekuat hati
Bukankah selalu ada Dia yang tak pernah tidur?
Ada Dia yang siap mendengar segala pinta dan keluh kesahmu
Teruslah berjalan menyusuri jalan yang hampir sampai pada tujuannya
Teruslah bergerak tuk kembali mewujudkan mimpi-mimpimu
Yakinlah Allah tak kan membebani diluar kesanggupan hambanya
Yakinlah bahwa ada awal pasti ada akhir
Tinggal kau pilih, menyambut akhir dengan penuh semangat kemenangan
Ataukah membiarkannya berakhir dengan penyesalan.

@nikenharena
Semarang, 4 Juli 2014 (06.05 WIB)

Rabu, 02 Juli 2014

Peristiwa Penghias Ramadhan

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/02/2014 04:03:00 PM 0 komentar
Pada tengah hari yang terik di hari keempat Ramadhan tahun ini, aku melihat dua orang tergeletak disamping sepeda motornya, di tepi jalan di bawah pepohonan yang rindang. Lengkap dengan helm juga barang-barang bawa'an dalam sebuah wadah. Aneh. Tak seperti biasanya saat aku melintasi jalanan ini.

Kuamati dengan seksama, kendaraan roda dua yang ku tumpangi mencoba untuk mengurangi lajunya. Apakah telah terjadi kecelakaan? tanyaku dalam hati. Kuamati lebih jeli, ternyata kedua orang itu hanya tertidur, mencoba memanfaatkan waktu istirahat di bulan suci. Mengisi energi tuk melanjutkan kerja lagi.
Alhamdulillah, ucapku lirih dalam hati.

Selasa, 01 Juli 2014

Muhasabah Awal Ramadhan

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/01/2014 08:56:00 PM 0 komentar

Bulan penuh ampunan itu tlah tiba
Menyapa tiap jiwa penuh dosa
Beri kesempatan pada hamba
Tuk peroleh ampunan-Nya

Hari-harinya penuh makna
Mutiara pahala tersimpan dalam detiknya 
Beri kesempatan pada jiwa
Tuk dapatkan pahala berlipat dari-Nya

Bulan itu istimewa
Hadirnya dinanti para pemburu surga
Berharap tuk peroleh ridho-Nya
Hingga kelak bertemu dengan-Nya

Namun, tak semua hamba mengerti
Bahwa kini Ramadhan terus berlari
Meninggalkan diri tertatih di bulan suci
Membiarkannya pergi tanpa bekal teraih pasti

Digolongan manakah kita ini?

Jiwa yang menggenggamnya penuh erat, menjalaninya penuh manfaat
Ataukah membiarkan diri terjerat, pada nikmat  nafsu sesaat

Padahal tertulis jelas dalam surat cinta-Nya
Bahwa puasa kewajiban orang beriman tuk gapai derajat taqwa

Sebelum Ramadhan menjauh pergi
Meski tertatih, azzamkan dalam hati
Tuk tingkatkan kualitas diri
Barangkali inilah kesempatan Ramadhan kita terakhir kali


Batang, 2 Juli 2014
10:53 AM
by Niken Harena








Pesan yang Tertulis pada Kaca Sebuah Bus Ekonomi

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/01/2014 02:34:00 AM 0 komentar
 "Aja dadi wong sing rumangsa bisa, dadiya wong sing bisa rumangsa."

Sebuah kalimat yang memiliki pesan sarat makna itu tertulis dalam bahasa Jawa dan tertempel rapi di kaca sebuah bus ekonomi. Kalimat tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, memiliki arti sebagai berikut:

"Jangan jadi orang yang merasa bisa, jadilah orang yang bisa merasa."

Kalimat tersebut memiliki pesan supaya kita tidak menjadi orang yang sombong (merasa bisa) dalam segala hal, namun sebaliknya mengajak kita untuk menjadi orang yang bisa merasakan apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitar kita, merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain di sekitar kita.
Memang benar, bahwa ilmu itu bisa kita peroleh dari mana saja. Termasuk di dalam bus ekonomi.

Suatu siang dalam sebuah perjalanan Batang-Semarang.


 

Mengambil Hikmah dari Tiap Keping Puzzle Peristiwa

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/01/2014 02:14:00 AM 0 komentar
Alhamdulillah, kembali diberi kesempatan mengambil hikmah dari tiap keping puzzle peristiwa yang telah Allah hadirkan, mengajarkanku untuk senantiasa belajar lebih bersabar dan lebih berhati-hati dalam tiap tindakan. Yakinlah, semua terjadi atas kehendak-Nya, selalu ada makna dibalik peristiwa.

Bahwa semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan-Nya. Yakinlah, semoga Allah SWT menggantinya dengan yang lebih baik lagi.

Terima kasih untuk sosok luar biasa yang selalu menginspirasi, bahwa semua hal yang terjadi harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas. Karena masih banyak hal yang bisa kita lakukan, daripada meratapi dan menyalahkan hal yang sudah terjadi.
Sembari tetap berikhtiar dan memohon petunjuk pada-Nya.

Tetap berhati-hatilah karena tindak kejahatan bisa terjadi karena adanya kesempatan!

Suatu senja di hari ke-tiga Ramadhan.

#selfReminder
#Ayah
 

Puzzle Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea