Jumat, 10 Juli 2015

Kisah Inspiratif : Dewasa Itu Pilihan

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/10/2015 04:07:00 PM 0 komentar


Suatu hari, Ibuku bangun pagi-pagi sekali, lalu bekerja keras sepanjang hari, dari menyiapkan makanan untuk kami sampai membereskan rumah tanpa dibantu oleh pembantu.

Sudah dari jam tujuh malam tadi Ibu selesai menghidangkan makan malam untuk Ayah dan kami, sangat sederhana sekali, hanya berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Namun sayang, karena sibuk mengurusi adik kecilku yang terus merengek, tempe dan telur goreng yang dibuat oleh Ibuku pun agak sedikit gosong.

Saya melihat Ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, sementara minyak gorengnya sudah habis. Kami menunggu dengan tegang apa reaksi Ayah yang pulang kerja, pasti beliau sudah sangat capek, apalagi melihat makan malamnya hanya tempe dan telur yang gosong.

Luar biasa..!!! Ayah saya dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan oleh Ibu dengan bibir tersenyum, dan bahkan beliau berkata, “Bu terima kasih ya..!“

Tak lama kemudian, Ayah saya terus menanyakan kegiatan saya dan adik saya di sekolah. Selesai makan, tepatnya di meja makan, saya mendengar Ibu meminta maaf kepada semuanya, karena telor dan tempe yang di sajikan itu gosong dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang Ayah katakan pada Ibu, “Sayang, gak apa-apa, malahan saya suka sekali dengan telor dan tempe yang gosong, kok.“

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada Ayah, kemudian saya bertanya, apakah Ayah benar-benar menyukai telur dan tempe yang gosong tadi ?

Heran dengan pertanyaan saya, tiba-tiba Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya sambil berkata, “Anakku, Ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah sangat capek, Jadi sepotong telor dan tempe
yang gosong itu tidak akan menyakiti siapa pun, kan..!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya, “Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi."

"Ingatlah, emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalulah berpikir yang dewasa.“

Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi, karena ini pasti punya alasannya sendiri.

Dan janganlah kita menjadi orang yang egois dan hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti dengan keadaan orang lain.

“Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN.“
Sumber: alkisaah

Kamis, 02 Juli 2015

Memakna Ramadhan sebagai Bulan Penuh Ampunan

By Belajar Bareng Bu Niken di 7/02/2015 09:33:00 AM 0 komentar

Tak terasa bulan Ramadhan kini tengah melampaui separuh perjalanan. Ditandai dengan sinar sang dewi malam yang memancarkan cahaya begitu terangnya menyapa ke seluruh atap bumi. Harus sedih atau senang?

Bulan mulia penuh rahmat dan ampunan yang selama sebelas bulan lamanya dinanti oleh para penduduk muslim di seantero negeri, kini perlahan bergerak meninggalkan diri yang penuh alpa ini. Sejauh mana aktvitas  yang telah mewarnai hari-hari kita di separuh perjalanan ini? Penuh amalan ibadah kebaikan ataukah sebaliknya? Mari kita renungkan dalam hati.

Mari sejenak merenung, tentang dosa-dosa yang masih melekat.
Renungkanlah, bahwa tiap maksiat ataupun dosa yang manusia lakukan, meski tak ada seorang pun yang melihatnya, ingatlah bahwa tak ada yang luput dari pengawasan-Nya. Namun, sebagai manusia biasa kita tak perlu mengasingkan diri, menyepi hingga ke goa untuk menghindarinya. Karena godaan pada tiap muslim untuk melakukan maksiat tak memandang waktu dan tempat.

Hal terpenting yang harus dilakukan adalah perlunya setiap muslim mempertebal iman kepada Allah SWT dan berniat untuk tidak melakukan maksiat maupun dosa yang dilarang oleh-Nya.

Sebagai manusia biasa, kita pasti tak luput dari dosa, baik yang disengaja atau pun tidak. Ketika hal itu terjadimaka taubat adalah solusinya. Meminta ampun kepada-Nya dengan taubat nasuha, taubat yang sebenar-benarnya serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Taubat setiap saat hendaknya juga menjadi agenda rutin bagi setiap muslim, karena kita yakin bahwa Allah SWT Maha Pengampun atas tiap dosa yang kita lakukan asalkan kita mau bertaubat.

Sepenggal lirik yang menyayat hati, sebuah harapan pada-Nya.

Oh, Allah, aku bukanlah ahli surga
Juga tak mampu menahan siksa neraka

Kira-kira makna yang kutangkap dari penggalan syair itu adalah sebagai berikut:
aku bukanlah ahli surga karena dosaku yang menggunung tinggi, namun aku juga tak kuat menahan panasnya siksa api neraka, Ya Allah Ampunilah dosaku dan perkenankanlah aku masuk ke dalam surga-Mu. Aamiin.

Mari separuh waktu terakhir bulan penuh rahmat dan ampunan ini kita maksimalkan ibadah, melakukan kebaikan yang bisa kita lakukan serta berdo dan memohon ampunan-Nya.

Jangan biarkan, waktu berharga ini terbuang sia-sia.

Jadikan tiap detiknya bermakna, karena ia begitu berharga.
#Ramadhan

 Wallahu a'lam bishshowab.

*Sepenggal intisari dari kultum tarawih malam ke 16 Ramadhan @ MUA


 

Puzzle Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea