Sebuah
pesan yang ku dapat dari seorang ustadzah dalam suatu kajian. Bahwa ketika kita
meng-istimewa-kan amalan kita, meski pun sebenarnya amalan tersebut sederhana
dan siapa pun bisa melakukannya, maka akan ada banyak hal yang tak pernah kita
duga yang akan menghampiri kita. Misalnya istighfar yang senantiasa kita
lantunkan dalam tiap aktivitas kita. Tentunya amalan itu dikerjakan karena dan
hanya untuk Allah SWT saja, bukan karena ingin dilihat manusia.
Seperti
Kisah Seorang Imam dengan Pembuat Roti berikut ini:
Ini adalah
kisah Imam Ahmad bin Hanbal, murid kesayangan Imam Syafi’i Rahimahullah. Suatu
ketika Ia melakukan perjalanan. Sampai pada satu daerah, Ia mencari masjid
sebagai tempat peristirahatan. Ketika didapatinya sebuah masjid, Ia pun
memasukinya. Namun, penjaga masjid yang tidak kenal dengan Imam Ahmad bin
Hanbal ini mengusirnya. “Ijinkan saya istirahat di pintu masjid” Ia berkata
kepada si penjaga masjid. Tetap saja penjaga ini tak membolehkan. Lalu datang
Khabbas, seorang tukang roti, dan mengajak Imam Ahmad untuk istirahat di
rumahnya. Khabbas juga tak tahu bahwa Ia adalah Ulama’ besar, Imam Ahmad bin
Hanbal.
Ketika
telah sampai di rumahnya, Khabbas pun memulai pekerjaannya, membuat roti. Imam
Ahmad tertegun ketika melihat dan mendengar si tukang roti ini membuat roti
sambil beristighfar. Lalu Ia pun bertanya: “sejak kapan anda melakukan hal
seperti ini?”. Tukang roti menjawab: “sudah sejak dulu saya melakukan ini”.
Imam Ahmad kembali bertanya: “apa faedah yang anda dapat dengan melakukan hal
seperti ini?”. “Semua keinginan saya alhamdulillah dapat terpenuhi” kata tukang
roti. “Ada satu yang belum terpenuhi” tambah Khabbas si pembuat roti. “Apa itu”
tanya Imam Ahmad. Orang itu pun menjawab: “telah lama saya ingin bertemu dengan
Imam Ahmad bin Hanbal”. Imam Ahmad pun kaget dan mengatakan, “sekarang Allah
telah mengabulkan keinginan anda, sayalah Ahmad bin Hanbal. Allah telah menarik
saya sampai ke tempat ini untuk anda.”
Dari
kisah tersebut, ada pelajaran atau hikmah yang dapat diambil, yaitu keutamaan istighfar.
Tukang pembuat roti dapat terpenuhi keinginannya karena rajin baca istighfar.
Islam
merupakan agama yang menganjurkan ummatnya untuk bertaubat. Istighfar dapat
menjadi kalimatnya. Bahkan Rasulullah yang maksum (bebas dari dosa) saja
bertaubat dengan istighfar sebanyak 70, atau ada yang menyebutkan 100 kali
dalam satu hari. Karena Allah sangat senang dengan hambanya yang bertaubat.
Bahkan para Ulama’ mengatakan, ada satu ayat dalam Al Qur’an yang sangat
menyenangkan, membuat manusia roja’ (mempunyai harapan), tidak membuat manusia
putus asa, yaitu surat Az Zumar ayat 53:
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”
Mari belajar tuk mulai mengistimewakan amalan kita. Barangkali amal itulah yang bisa membawa kita menuju surga-Nya. Semoga kita semua kelak meninggal dalam keadaan dengan khusnul khatimah, aamiin.
Semoga
bermanfaat.. :)
0 komentar:
Posting Komentar