Minggu, 04 Mei 2014

Mengistimewakan Amal

By Belajar Bareng Bu Niken di 5/04/2014 06:28:00 PM

Sebuah pesan yang ku dapat dari seorang ustadzah dalam suatu kajian. Bahwa ketika kita meng-istimewa-kan amalan kita, meski pun sebenarnya amalan tersebut sederhana dan siapa pun bisa melakukannya, maka akan ada banyak hal yang tak pernah kita duga yang akan menghampiri kita. Misalnya istighfar yang senantiasa kita lantunkan dalam tiap aktivitas kita. Tentunya amalan itu dikerjakan karena dan hanya untuk Allah SWT saja, bukan karena ingin dilihat manusia.
 
Seperti Kisah Seorang Imam dengan Pembuat Roti berikut ini:
Ini adalah kisah Imam Ahmad bin Hanbal, murid kesayangan Imam Syafi’i Rahimahullah. Suatu ketika Ia melakukan perjalanan. Sampai pada satu daerah, Ia mencari masjid sebagai tempat peristirahatan. Ketika didapatinya sebuah masjid, Ia pun memasukinya. Namun, penjaga masjid yang tidak kenal dengan Imam Ahmad bin Hanbal ini mengusirnya. “Ijinkan saya istirahat di pintu masjid” Ia berkata kepada si penjaga masjid. Tetap saja penjaga ini tak membolehkan. Lalu datang Khabbas, seorang tukang roti, dan mengajak Imam Ahmad untuk istirahat di rumahnya. Khabbas juga tak tahu bahwa Ia adalah Ulama’ besar, Imam Ahmad bin Hanbal.
Ketika telah sampai di rumahnya, Khabbas pun memulai pekerjaannya, membuat roti. Imam Ahmad tertegun ketika melihat dan mendengar si tukang roti ini membuat roti sambil beristighfar. Lalu Ia pun bertanya: “sejak kapan anda melakukan hal seperti ini?”. Tukang roti menjawab: “sudah sejak dulu saya melakukan ini”. Imam Ahmad kembali bertanya: “apa faedah yang anda dapat dengan melakukan hal seperti ini?”. “Semua keinginan saya alhamdulillah dapat terpenuhi” kata tukang roti. “Ada satu yang belum terpenuhi” tambah Khabbas si pembuat roti. “Apa itu” tanya Imam Ahmad. Orang itu pun menjawab: “telah lama saya ingin bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal”. Imam Ahmad pun kaget dan mengatakan, “sekarang Allah telah mengabulkan keinginan anda, sayalah Ahmad bin Hanbal. Allah telah menarik saya sampai ke tempat ini untuk anda.”
Dari kisah tersebut, ada pelajaran atau hikmah yang dapat diambil, yaitu keutamaan istighfar. Tukang pembuat roti dapat terpenuhi keinginannya karena rajin baca istighfar.
Islam merupakan agama yang menganjurkan ummatnya untuk bertaubat. Istighfar dapat menjadi kalimatnya. Bahkan Rasulullah yang maksum (bebas dari dosa) saja bertaubat dengan istighfar sebanyak 70, atau ada yang menyebutkan 100 kali dalam satu hari. Karena Allah sangat senang dengan hambanya yang bertaubat. Bahkan para Ulama’ mengatakan, ada satu ayat dalam Al Qur’an yang sangat menyenangkan, membuat manusia roja’ (mempunyai harapan), tidak membuat manusia putus asa, yaitu surat Az Zumar ayat 53:
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Mari belajar tuk mulai mengistimewakan amalan kita. Barangkali amal itulah yang bisa membawa kita menuju surga-Nya. Semoga kita semua kelak meninggal dalam keadaan dengan khusnul khatimah, aamiin.

Semoga bermanfaat.. :)

Sumber: disini

0 komentar:

Posting Komentar

 

Puzzle Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea