Sabtu, 25 April 2015

Materi Fisika Arus, Hambatan, Tegangan dan Hukum Ohm

By Belajar Bareng Bu Niken di 4/25/2015 03:31:00 AM 0 komentar
1. Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
I = Q/T
Pada zaman dulu, arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A).

2. Hambatan
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
atau
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
3. Tegangan
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
V= I .R
Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V).

Hukum Ohm


Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan :

“ Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar, sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung penghantar itu, asal suhunya tidak berubah”

Dari pernyataan yang disampaikan oleh  George Simon Ohm ini,  berarti semakin besar beda potensial antara ujung-ujung suatu penghantar, semakin besar pula kuat arus listrik yang mengalir.

Jika beda potensial kita beri lambang V dan kuat arus listrik kita beri lambang I, maka dapat kita tuliskan :

I ~ V  dibaca:  I sebanding dengan V
 Jadi bila kita ingin menambah kuat arus yang ada pada suatu penghantar, kita bisa menaikkan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut. Tetapi untuk menaikkan kuat arus pada suatu penghantar, tidak hanya dengan cara menaikkan beda potensial ini saja. Ada cara lain, yaitu dengan mengurangi nilai hambatan yang terdapat pada penghantar tersebut. Itulah sebabnya kamu perlu mempelajari konsep ini pada pembahasan selanjutnya.

Hambatan dalam Rangkaian 1


Materi :
Hambatan dalam Rangkaian

Ada sebuah penemuan yang sangat cemerlang yang dilakukan oleh George Simon Ohm dalam percobaan seperti yang telah kamu kerjakan sebelum ini. Dalam percobaan itu, G.Simon Ohm melihat adanya kecenderungan pada nilai perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus listrik yang mengalir. George Simon Ohm melihat bahwa nilai perbadingan antara beda potensian(V) dengan kuat arus yang mengalir(I) cenderung menunjukkan angka yang sama. 


Untuk lebih jelasnya, coba kamu lakukan percobaan berikut. Kliklah pada saklar dan baterai!. Setiap kali sehabis kamu mengklikamatilah nyala lampu pada rangkaian, angka pada voltmeter dan amperemeter serta tabel tersebut. Sekarang coba kamu klik pada:
1. Saklar.
2. Baterai 2, baterai 3, baterai 4.

Dapatkah kamu melihat kecenderungan nilai perbandingan V dan I seperti yang George Simon Ohm katakan? Coba kamu menghitung nilai V dibagi I pada setiap baris dalam tabel tersebut. Kamu menemukan angka yang sama bukan? Ya, nilai  bukan?

Hambatan dalam Rangkaian 2


Materi :
Nilai perbandingan antara V dan I pada percobaan diatas menunjukkan  angka yang sama yaitu 2. Meskipun  jumlah baterai terus ditambah, tetapi nilai perbandingan antara beda potensial(V) dan kuat arus listrik(I) selalu tetap 2. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah nilai perbandingan ini akan selalu 2 meskipun kita ganti lampu yang jenisnya lain?
Untuk dapat menyimpulkan hal ini, maka marilah kita melakukan percobaan itu tetapi dengan menggunakan lampu yang jenisnya lain. Coba lakukan percobaan berikut dengan langkah-langkah seperti percobaan terdahulu.
Klik pada saklar dan pada baterai. Setiap sehabis mengklik, amatilah nyala lampu, angka pada voltmeter dan ampermeter serta angka-angka yang muncul paa tabel.
1. Klik saklar
2. Klik baterai 2, baterai 3 dan baterai 4

Jika kamu perhatikan tabel hasil percobaan ini, kamu juga melihat adanya nilai perbandingan V dan I yang sama bukan? Tetapi ternyata bukan 2, melainkan 6.
Berarti nilai perbandingan antara V dan I selalu sama, tetapi besar nilai perbandingan ini tergantung dari lampu yang dipergunakan. Oleh George Simon Ohm, nilai-nilai perbandingan antara V dan I ini diberi nama “resistansi ( hambatan)” disingkat “R”  dan diberi lambang:

Hambatan dalam Rangkaian 3



Materi :

Jadi jika hasil percobaan-percobaan itu kita tuliskan dalam bentuk rumus, maka akan terlihat sebagai berikut:
 

 Lalu apakah satuan untuk nilai R? Untuk kita dapat menjawab pertanyaan ini, maka kita dapat mempergunakan rumus diatas.
 
Satuan     diberi nama lain yaitu   “ohm atau Ω ”  untuk menghormati jasa George Simon Ohm.


Rumus ini dikenal dengan nama rumus hukum  ohm.

Karena ,  maka untuk menghitung besar V, kita dapat mengubah rumus ini menjadi:  V = R . I

 Untuk menghitung besar I, kita dapat mengubah rumus ini menjadi:

                             

Nah, dengan mempergunakan rumus-rumus ini orang dapat membuat berbagai rangkaian listrik seperti yang dikehendakinya. Instalasi rumah, sirkuit rangkaian listrik pada alat-alat listrik dan sebagainya.

Rangkuman


Rangkuman

1.  Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar, sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung penghantar itu.
     Artinya, semakin besar beda potensial antara kedua ujung suatu penghantar, semakin besar pula kuat arus listrik yang akan mengalir pada penghantar itu.
2.  Nilai perbandingan antara beda potensial antara ujung ujung suatu penghantar dengan besar kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut disebut RESISTANSI, diberi lambang R.
3.  Satuan R(resistansi) adalah volt/ampere dan diberi nama lain ohm, ditulis Ω.
4.  Rumus untuk menghitung hambatan listrik pada rangkaian listrik adalah:

 R = V/I
       
 5.  Karena R = V/I, maka untuk menghitung besar beda potensial dan kuat arus listrik dapat menggunakan rumus:

V = I . R dan I = V/R 

Sumber:
sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
taghyr.wordpress.com

Sabtu, 11 April 2015

Belajar dari pengalaman: "Amalkan Ilmu Agar Tak Lupa"

By Belajar Bareng Bu Niken di 4/11/2015 05:51:00 PM 0 komentar

Ketika ada sebuah lowongan pekerjaan, maka  seringkali para pelamar kerja akan dihadapkan pada tahapan-tahapan seleksi, baik itu berupa tes tertulis maupun wawancara. Seleksi tersebut bertujuan untuk melihat kualitas dari para pelamar. Baik untuk melihat kedalaman ilmu yang dimiliki maupun untuk melihat karakter dan kepribadian para pelamar kerja. Sehingga pada akhirnya dapat terlihat siapa yang memiliki kualitas terbaik, maka dialah yang akan terpilih.

Seperti pengalamanku waktu pertama kali mengikuti tes wawancara seleksi kerja. Ada beberapa poin pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Diantaranya informasi data diri dan karakter diri, keluarga, pertanyaan seputar ilmu yang dikuasai, minat dan hobi, pengalaman organisasi dan seputar ilmu agama (jika melamar kerja di lembaga berbasis agama, misalnya lembaga pendidikan berbasis agama).

Dalam wawancara tersebut, biasanya pertanyaan yang diajukan mengacu pada data yang kita kumpulkan, diantaranya dari daftar riwayat hidup dan transkrip nilai. Melalui data daftar riwayat hidup, biasanya pewawancara akan mengorek lebih dalam tentang data diri, pengalaman organisasi dan juga hobi. Melalui transkrip nilai, pewawancara bisa melihat gambaran umum tentang ilmu yang dikuasai oleh pelamar. Biasanya pewawancara akan menanyakan bagian mana dari ilmu yang paling dikuasai oleh pelamar, maka disini kita harus hati-hati. Mantapkan diri untuk menjawab, karena bisa jadi pertanyaan yang diajukan adalah bagian yang nilainya paling rendah dari hal yang kita sukai. Namun, yakin saja selama kita memperoleh nilai tersebut melalui cara dan proses yang benar, maka insyaAllah kelak akan diberi kemudahan.

Ketika tidak semua pertanyaan bisa kita jawab, maka sampaikan saja kepada pewawancara dengan cara yang baik daripada kita mengarang jawaban yang tidak ada dasarnya. Untuk pertanyaan yang belum bisa kita jawab karena lupa, maka ada baiknya selesai wawancara harus kita cari jawaban yang benar dari pertanyaan tersebut. Ya, mungkin karena ilmu yang kita peroleh lama tak kita amalkan, maka jadinya lupa. Untuk itu perlu adanya tekad untuk senantiasa mengamalkan ilmu yang diperoleh, tak harus di dalam ruangan kerja, namun bisa juga melalui tulisan yang kita buat agar bisa bermanfaat bagi orang lain dan kita pun tak lupa. Karena ilmu yang dibagikan itu sejatinya tak mengurangi ilmu yang kita punya, melainkan Allah akan menambahnya dengan ilmu lain yang belum kita miliki.

Bahasa tubuh menurutku juga cukup berpengaruh dalam sebuah proses wawancara. Sebisa mungkin kita bersikap ramah dan sopan selama mengikuti proses wawancara tersebut. Tetap berusaha bersikap tenang meski kadang kala rasa gugup melanda. Berikan senyum tulus pada pewawancara (yang wajar saja ya .... ), meskipun pada akhirnya kita belum berhasil setidaknya meninggalkan sebuah kesan yang baik. Karena dalam sebuah kompetisi pasti ada yang berhasil dan ada yang belum berhasil.

Selama kita menjalani tahapan-tahapan seleksi dengan cara dan proses yang benar, maka insyaAllah kelak akan diberi kemudahan. Mungkin memang tidak langsung berhasil dalam suatu wawancara, namun yakin bahwa kia akan berhasil di kesempatan berikutnya. Karena dari pengalaman tersebut kita bisa mengambil pelajaran yang berharga. 

Hal terpenting yang harus dilakukan adalah senantiasa meng-upgrade kualitas diri serta memperbanyak doa pada Illahi Robbi agar diberi petunjuk dan diberikan yang terbaik dalam segala hal. Karena baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah. Begitu pula buruk menurut kita, belum tentu buruk menurut Allah. Hal yang harus dilakukan adalah menjalani tiap aktivitas positif kita dengan sepenuh hati. Yakinlah selalu ada makna dibalik pristiwa yang Ia hadirkan. 

Mengenang sekeping puzzle pengalaman di Batang,  10 April 2015.



Minggu, 05 April 2015

Pentingnya Membiasakan Anak untuk Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Halal Sejak Dini

By Belajar Bareng Bu Niken di 4/05/2015 09:42:00 AM 0 komentar




Pentingnya Membiasakan Anak untuk Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Halal Sejak Dini

 oleh Niken Harena

Halal adalah sebuah kata yang wajib ada dalam makanan dan minuman yang akan dikonsumsi oleh seorang muslim. Karena kata halal adalah sebuah jaminan bahwa bahan maupun proses pengolahan makanan tersebut menggunakan bahan-bahan dan cara yang sesuai dengan yang diperbolehkan oleh Allah.
Anak adalah sebuah aset peradaban yang sangat berharga, karena kelak ia akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang akan berperan dalam membangun peradaban selanjutnya. Maka dari itu ia harus dipersiapkan sejak dini baik dari segi kesehatannya, pendidikannya, interaksi sosialnya, dan yang terpenting adalah tentang ajaran agamanya.
Dewasa ini makanan dan minuman kemasan yang beredar di pasaran semakin banyak. Baik yang tersedia di toko-toko, swalayan, maupun pasar tradisional. Banyaknya makanan dan minuman kemasan yang beredar biasanya berpenampilan menarik dengan warna-warna yang mencolok, sehingga menarik perhatian anak-anak untuk membelinya. Sebaga orang dewasa, tentunya kita sudah paham bahwa tidak semua makanan dan minuman kemasan yang beedar tersebut aman dikonsumsi. Maka dari itu kita harus selektif dalam memilih makanan dan minuman untuk anak maupun adik kita.
Makanan yang halal dan baik tentunya akan bermanfaat untuk tubuh dan baik untuk kesehatan. Begitu juga sebaliknya, jika makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung zat-zat yang berbahaya, maka akan berakibat buruk bagi kesehatan tubuh.  
Adanya pemahaman tentang makanan dan minuman yang halal secara agama Islam, akan sangat membantu seseorang dalam memilih makanan maupun minuman yang boleh dikonsumsi. Salah satunya adalah dengan cara mengenalkan anak-anak dengan makanan dan minuman yang halal sejak dini melalui simbol halal yang ada pada kemasan makanan.
Seperti yang diajarkan di sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu di sekitar lingkungan tempat tinggalku di Semarang. Disana para siswa diajarkan untuk membawa bekal minuman, snack dan makan siang dari rumah, salah satu alasannya adalah agar orang tua bisa mengontrol apa yang akan dikonsumsi oleh anaknya.
Sebelum snack dikonsumsi, ada sesi pemeriksaan terlebih dahulu oleh para guru. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengecek apakah snack kemasan yang dibawa oleh para siswa ada label halalnya atau tidak. Jika snack tersebut ada label halalnya maka boleh langsung dikonsumsi tentunya setelah berdo’a terlebih dahulu. Namun jika tidak, maka siswa tersebut diberikan pengarahan agar di hari kemudian membawa snack yang ada label halal MUI (Majlis Ulama Indonesia).
Begitulah salah satu cara mengenalkan dan membiasakan anak-anak akan pentingnya mengkonsumsi makanan atau minuman yang halal sejak dini. Agar ketika mereka tumbuh semakin dewasa, mereka sudah paham tentang pentingnya makanan halal bagi tubuh seorang muslim. Bagi ayah dan bunda yang masih memiliki anak batita maupun balita, atau para kakak yang masih punya adik batita atau balita selamat mempraktikkannya di rumah. Semoga bermanfaat.



Jumat, 03 April 2015

Belajar dari Anak-anak Usia Dini

By Belajar Bareng Bu Niken di 4/03/2015 12:04:00 AM 0 komentar

Gerakannya lincah, sukanya lari-lari kian kemari.
Tak kenal lelah tuk bergerak, meski usianya masih dini.
Tak nampak raut ketakutan di wajahnya kala menaiki tangga-tangga dan ayunan.
Melihat senyum dan tawa mereka adalah sebuah kebahagiaan.
Bercengkerama bersama teman-teman, meski kadang muncul tangis disela-sela tawa, namun itu hanya sementara, sejenak terlupa tanpa ada dendam yang tertinggal.
Begitulah dunia anak-anak, selalu menunjukkan sebuah keceriaan, sebuah kebahagiaan.

Belajar dari anak-anak agar tak pernah menyimpan dendam di jiwa, jika ada salah maka maafkanlah.
Jangan biarkan batin tersiksa oleh hal yang tak berguna.

Duniaku sekarang akrab dengan dunia anak-anak, dimana mereka masih suka meniru lingkungan sekitarnya, maka aku pun harus berjuang memberi contoh yang baik. Karena usia mereka adalah usia emas untuk menanamkan karakter yang baik.

Bersama mereka banyak yang bisa kupelajari, menambah pengalamanku tentang cara mengenalkan-Nya pada anak-anak dari cara-cara sederhana dan menyenangkan yang semoga kelak bisa bermanfaat bagi diriku maupun lingkungan sekitarku.

Hal terpenting adalah telah kudapatkan ridho dari ayah dan ibu untuk tiap aktivitasku.
Terima kasih telah memberiku pesan "niatkan tiap aktivitas untuk ibadah pada-Nya" yang menjadi sebuah motivasi tersendiri.

Ingatlah selalu niatkan Lillah maka tak lelah. :)

Semangat!!
 

Puzzle Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea