Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
I = Q/T
Pada zaman dulu, arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A).
2. Hambatan
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
atau
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
3. Tegangan
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
V= I .R
Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V).
Hukum Ohm
Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan :
“
Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar, sebanding dengan
beda potensial antara kedua ujung penghantar itu, asal suhunya tidak
berubah”
Dari pernyataan yang disampaikan oleh George Simon Ohm ini, berarti semakin besar beda potensial antara ujung-ujung suatu penghantar, semakin besar pula kuat arus listrik yang mengalir.
Jika beda potensial kita beri lambang V dan kuat arus listrik kita beri lambang I, maka dapat kita tuliskan :
I ~ V dibaca: I sebanding dengan V
Jadi
bila kita ingin menambah kuat arus yang ada pada suatu penghantar, kita
bisa menaikkan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut.
Tetapi untuk menaikkan kuat arus pada suatu penghantar, tidak hanya
dengan cara menaikkan beda potensial ini saja. Ada cara lain, yaitu
dengan mengurangi nilai hambatan yang terdapat pada penghantar tersebut.
Itulah sebabnya kamu perlu mempelajari konsep ini pada pembahasan
selanjutnya.
Hambatan dalam Rangkaian 1
Materi :
Hambatan dalam Rangkaian
Ada
sebuah penemuan yang sangat cemerlang yang dilakukan oleh George Simon
Ohm dalam percobaan seperti yang telah kamu kerjakan sebelum ini. Dalam
percobaan itu, G.Simon Ohm melihat adanya kecenderungan pada nilai
perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus listrik yang
mengalir. George Simon Ohm melihat bahwa nilai perbadingan antara beda
potensian(V) dengan kuat arus yang mengalir(I) cenderung menunjukkan
angka yang sama.
Untuk lebih jelasnya, coba kamu lakukan percobaan berikut. Kliklah pada saklar dan baterai!. Setiap kali sehabis kamu mengklik, amatilah nyala lampu pada rangkaian, angka pada voltmeter dan amperemeter serta tabel tersebut. Sekarang coba kamu klik pada:
1. Saklar.
2. Baterai 2, baterai 3, baterai 4.
Dapatkah
kamu melihat kecenderungan nilai perbandingan V dan I seperti yang
George Simon Ohm katakan? Coba kamu menghitung nilai V dibagi I pada
setiap baris dalam tabel tersebut. Kamu menemukan angka yang sama bukan?
Ya, nilai bukan?
Hambatan dalam Rangkaian 2
Materi :
Nilai perbandingan antara V dan I pada percobaan diatas menunjukkan angka yang sama yaitu 2. Meskipun jumlah
baterai terus ditambah, tetapi nilai perbandingan antara beda
potensial(V) dan kuat arus listrik(I) selalu tetap 2. Pertanyaannya
sekarang adalah, apakah nilai perbandingan ini akan selalu 2 meskipun
kita ganti lampu yang jenisnya lain?
Untuk
dapat menyimpulkan hal ini, maka marilah kita melakukan percobaan itu
tetapi dengan menggunakan lampu yang jenisnya lain. Coba lakukan
percobaan berikut dengan langkah-langkah seperti percobaan terdahulu.
Klik
pada saklar dan pada baterai. Setiap sehabis mengklik, amatilah nyala
lampu, angka pada voltmeter dan ampermeter serta angka-angka yang muncul
paa tabel.
1. Klik saklar
2. Klik baterai 2, baterai 3 dan baterai 4
Jika
kamu perhatikan tabel hasil percobaan ini, kamu juga melihat adanya
nilai perbandingan V dan I yang sama bukan? Tetapi ternyata bukan 2,
melainkan 6.
Berarti
nilai perbandingan antara V dan I selalu sama, tetapi besar nilai
perbandingan ini tergantung dari lampu yang dipergunakan. Oleh George
Simon Ohm, nilai-nilai perbandingan antara V dan I ini diberi nama “resistansi ( hambatan)” disingkat “R” dan diberi lambang:
Hambatan dalam Rangkaian 3
Materi :
Lalu apakah satuan untuk nilai R? Untuk kita dapat menjawab pertanyaan ini, maka kita dapat mempergunakan rumus diatas.
Satuan diberi nama lain yaitu “ohm atau Ω ” untuk menghormati jasa George Simon Ohm.
Rumus ini dikenal dengan nama rumus hukum ohm.
Karena , maka untuk menghitung besar V, kita dapat mengubah rumus ini menjadi: V = R . I
Untuk menghitung besar I, kita dapat mengubah rumus ini menjadi:
Nah,
dengan mempergunakan rumus-rumus ini orang dapat membuat berbagai
rangkaian listrik seperti yang dikehendakinya. Instalasi rumah, sirkuit
rangkaian listrik pada alat-alat listrik dan sebagainya.
Rangkuman
Rangkuman
1. Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar, sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung penghantar itu.
Artinya,
semakin besar beda potensial antara kedua ujung suatu penghantar,
semakin besar pula kuat arus listrik yang akan mengalir pada penghantar
itu.
2. Nilai
perbandingan antara beda potensial antara ujung ujung suatu penghantar
dengan besar kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut disebut
RESISTANSI, diberi lambang R.
3. Satuan R(resistansi) adalah volt/ampere dan diberi nama lain ohm, ditulis Ω.
4. Rumus untuk menghitung hambatan listrik pada rangkaian listrik adalah:
R = V/I
5. Karena R = V/I, maka untuk menghitung besar beda potensial dan kuat arus listrik dapat menggunakan rumus:
V = I . R dan I = V/R
Sumber:
sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
taghyr.wordpress.com