Alhamdulillah, pagi ini langit cerah, burung-burung dan kupu-kupu beterbangan, menghiasi hijaunya alam. Udara segar yang bisa kita hirup sepuasnya tanpa harus membayar menambah lengkapnya pagi ini, sungguh sebuah nikmat yang patut disyukuri.
Pagi ini aku dan sahabat-sahabatku melakukan agenda rutin tiap pekan, di tengah-tengah hamparan taman yang menghijau berhiaskan warna-warni bunga, di salah satu sudut kampusku. Berbagi kabar, berdiskusi dan saling memberi semangat, merupakan agenda wajib yang kita lakukan, setelah sebelumnya kita membaca ayat suci Al-Qur'an bersama, hafalan Al-Qur'an, mendengarkan kultum dan taujih. Pertemuan ini biasa kami sebut sebagai mentoring. Sebuah asupan ruhiyah yang bisa mengingatkan kembali hakikat kita sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, di sela-sela aktivitas yang mungkin menguras pikiran dan tenaga. Pertemuan ini ibarat oase di tengah gurun pasir, memberikan seteguk kesegaran bagi jiwa yang dahaga. Dan aku selalu menantikan kembali setiap pekannya.
Dalam setiap pertemuan, kami seringkali saling berbagi makanan, kadang-kadang oleh-oleh yang dibawa dari kampung halaman. Untuk pertemuan kali ini, salah satu sahabat membawakan oleh-oleh dari Riau, namanya kue Semprong, rasanya manis dan gurih, membuatku ingin makan lagi dan lagi. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap ada makanan manis, seringkali di sekitarnya kita jumpai seekor serangga mungil berwarna hitam atau biasa kita sebut semut. Kalo pepatah mengatakan, dimana ada gula di situ ada semut.
Yang ingin aku ceritakan, bahwa ketika ada remah-remah kue yang jatuh di lantai, tiba-tiba ada seekor semut yang mendekati remahan kue yang cukup besar, bahkan ukurannya hampir lima kali ukuran tubuhnya. Pelan-pelan semut itu mendorong remahan kue menuju tempat yang lebih aman, sebelum menikmatinya.
Mungkin bagi kebanyakan orang, peristiwa tersebut adalah hal yang biasa. Namun, bagiku peristiwa itu adalah hal yang luar biasa. karena dari situ aku merasa diberi petunjuk oleh Allah, untuk belajar dari makhluk mungil bernama semut. Bahwa Allah SWT tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kesanggupannya.
Ya, jika selama ini mungkin kita sering mengeluh atas ujian-ujian yang Allah berikan kepada kita, padahal itu adalah bentuk training dari Allah dalam menguji hamba-Nya untuk naik ke level yang lebih tinggi. Kita diminta untuk terus belajar bersabar, dan menjalani tiap ujian yang Allah beri dengan usaha dan do'a terbaik hingga lulus dari ujian tersebut. Dalam ayat cinta-Nya telah disebutkan bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. So, teruslah bersabar dan berikan usaha terbaik dalam tiap ujian yang kita lalui. Dan yang pasti kita harus belajar dari seekor semut.(Niken Harena)
(sebuah renungan untuk diriku sendiri)